Senin, 10 Desember 2012

Senja Hujan


Menguap membentuk titik titik air dijendela, satu dua tetes air mengalir bak air mata yang jatuh ke pipi. Langit seakan menggodaku untuk menikmati panoramanya disore itu, Aku selalu suka sehabis hujan turun. bau tanah basah, bau pepohonan basah yang mengeluarkan aroma, aroma akan sejuk. Rasanya tak ingin suasana ini cepat berakir.

Teringat dikala umuran anak-anak, hujanlah yang selalu aku tunggu, hujanlah yang membuat bermainku dengan teman-teman menjadi sempurna. Tumpukan air, Genangan air, tanah becek menjadi alat permainanku. Semua itu terusir ketika Dewasa menghampiri sisa hidup yang akan menerobos kenangan aku dan hujan dikala itu. Mengapa harus dewasa ? Bukan kah kekanak-anakan itu mengasikkan, bukan ! Sang pujangga berikrar itulah Pilihan Hidup.

Matahari mulai menampakkan sosokya kembali disela-sela awan bak mata bayi yang baru terbuka untuk melihat dunia ini, Dunia yang mempunyai banyak pilihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar