-KERANGKA BERFIKIR FILSAFAT-
""Cukup banyak orang yang berpendapat berbeda dalam pendefinisian
filsafat,
Betul ngak teman? hehe..ada yang mengatakan cinta kebijaksanaan karena melihat dari
segi bahasa, filo artinya cinta dan sofia artinya kebijaksanaan jadi
jika di gabungkan menjadi
filsafat yang artinya cinta kebijaksanaan. Ada
pula yang mengatakan filasafat adalah the mother of saince (induk
dari segala ilmu), pendapat ini mengacu pada segala sesuatu itu
berdasarkan dari apa yang kita pikirkan,
hmm.... mulai bingung nich?. Suatu ilmu tidak akan munkin
muncul tanpa adanya pemikiran dan pemikiran tersebut adalah filsafat.
Disamping itu juga peran filsafat dalam keilmuan juga sangat kompleks,
untuk menjadikan suatu keilmuan yang utuh dibutuhkan analisa dan
pemikiran yang mendalam terkait objek yang dikaji sehingga menjadi
keilmuan tersendiri dan putus dari filsafat, tapi sebelumnya juga harus
memenuhi sayrat-syarat keilmiahan dan syarat-syarat keilmiahan pun
munculnya dari filsafat.
Agar kita tidak salahdalam pendefinisian pemikiran filsafat dan seperti
apa filsafat maka perlu kita mengetahui bagaiman cara berfikir
filsafat, sebab ada anggapan bahwa cara berfikir adalah filsafat, jika
seperti itu anak kecil juga berfilsafat? Ketika anak kecil juga
berfilsafat berarti pemahaman kita terkait filsafat masih belum tepat!
nah gini wooy..
Untuk itu kita pahami terlebih dahulu kriteria berfikir filsafat. Ada
empat komponen global dari cara berfikir filsafat :
universal, radikal,
sistematis, dan logis. Dari keempat elemen ini kita akan mengetahui
apakah pemikiran dan apa yang kita pikirakan sudah termasuk berfilsafat
atau belum? Jika pemikiran kita belum bisa memenuhi keempat elemen
tersebut berarti apa yang kita pikirkan masih sebatas wacana dan
pengalaman.
aku sendiri sich, hmm..begitu kayaknya. hehee !
Cara berfikir filosuf
1. Berfikir Universal
Universal merupakan cara berfikir yang pertama dari filsafat, bagaimana
filsafat memahami objek secara universal dan objek tersebut juga bisa
di terima secara global atau menyeluruh. Jika suatu objek yang kita
pikirkan tidak bisa diterima secara menyeluruh maka apa yang kita
pikirkan bukan berfilsafat. Bahasa ringkasnya yang kita pikirkan disini
bisa diterima oleh orang lain di tempat yang lain. Sedikit contoh dari
pemikiran yang universal yakni sebelum manusia bisa menemukan pesawat
patinya mereka berfikir bagaimana bisa terbang dengan mengamati capung,
burung dan sebagainya, intinya objek yang universal adalah terbangnya,
bukan capung atau burung.
coba deh pikir lebih dalam biar ngeti gtu..aku sok ngerti saja. hehe !!
2. Berfikir Radikal
Berfikir radikal, secaradefinisi memang biasanya kita artikan dengan
berfikir sampai pada akar-akarnya, kalau kita kritisi lagi berfikir
sampai keakar-akanya berarti ada titik selesainya terbatas ketika
berfikir kita sudah sampai pada ujung akar berarti sudah selesai
pemikiranya.
tambah binung nich ? hmm... Berbeda jika kita definisikan dengan “berfikir dengan
semaksimalnya berfikir,,mendalam dan mendasar sampai ditemukanya
kebenaran yang diyakini”. Jadi proses berfikirnya sesuai dengan
kemampuan orang tersebut orang tersebut tetapi secara maksimal dan
bagaimana pemikiranya juga mendalan dan mendasar mencakup segala sudut
objek yang dipikirkan. Memang kebanyakan orang
(termasuk ngak aku? hehe) mengartikan berfikir
radikal adalah berfikir sampai ke akar-akanya tapi perlu kitapahami
terlebih dahulu berfikir itu sendiri apa dan bagaimana? Jika kita tidak
mengetahui berfikir itu secara benar mungkin apa yang kita simpulkan
dari berfikir radikal juga akan ikut salah kerena semua intinya adalah
pada berfikirnya. Berfikira adalah proses kinerja dalam otak untuk
menghasilkan suatu kesimpulan, jawaban, solusi, atau kebenaran dari
permasalahan-permasalahan yang di tangkap oleh panca indra.
wah wwah wah, makin serius. he.. Terkadang
kita salah mengartikan bahwa berfikir itu adalah otak, sedangkan otak
itu adalah bentuk biologisnya, tapiintinya yang dimaksud dengan berfikir
adalah proses kinerjanya.
3. Berfikir Sistematis
Bagaiman dan seperti apa berfikir sistematis itu?
ayoo apa coba! jangan lirik aku, aku juga ngak ngerti. hhehe... ketika kita berfikir
terkait suatu objek tidak lah mungkin kita akan memikirkan objek yang
lain, jika dalam proses pencarian kebenaran atau pemikiran terhadap
suatu objek, kemudian memahami atau memikirkan objek yang lain yang
tidak berhubungan dengan objek yang pertama apakah hal itu dinamakan
sistematis. Bukan hanya itu pemahaman sistematis sendiri seperti apa?
Sistematis adalah runtut, sesuai dengan proses atau kaedah-kaedah yang
berlaku. Jika berfikirnya tidak runtut terkait objek, apalagi memikirkan
objek lain yang tidak ada hubunganya berarti bukan berfikir
sistematis.
Sistematis disini mengarahkan pemikiran agartidak melenceng dari onjek
yang dikaji, karena adanya sistematika tersebut membuat objek yang di
pikirkan lebih terarah dan kebenaranya akan lebih cepat ditemukan. Tanpa
adanya sistematika bisa-bisa objek yang kita pikirkan beralaih keobjek
yang lain. Dan keberuntutan dalam memikirkan objek juga akan
menentukan hasil keobjektifitasan pemikiran.
hmmmm, sok berpikir laah. heehe !!
4. Berfikir logis
Berfikir logis adalah bagimana apa-apa yang kita pikirkan bisa di terima
oleh akal kita dan juga oleh akal orang lain. Atau hasil pemikiran
kita bisa di pikirkan oleh orang lain dan hasilnya sama dengan hasil
apa yang kita pikirkan. Bahasa sederhanya hasil pemikiran kita bisa di
terima oleh orang lain.
hmm, biar aku berpikir dan membayangkan maksudnya. heheh....Hasil pemikiran atau proses pemikiranya bisa
dibuktikan secara logis atau jika dipikirkan bisa diterima oleh akal.
Secara bahasa logis itu berasal dari penjabaran logika, jadi jika hasil
pemikiranya belum bisa di logikakan atau di terima oleh logika orang
lain maka pemikiranya belum logis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar