Selasa, 17 September 2013

HIJAB ADALAH KESEDERHANAAN

Bagi kaum laki-laki, e' salah, bagi kaum hawa..

Karena yang saya akan postingkan kali ini adalah salah satu bentuk berimannya dan bertawakkalnya kaum. salah satu bukti cintanya kita terhadap Allah.
Dan, saya ingin menjadi salah satu kaum tersebut dengan menunjukkan bentuk cara yang akan saya tulis ini. Saya ingin melakukanknya tetapai apa daya? Saya dimarah-marahi jika saya memakai bentuk perbuatan itu. Saya adalah kaum laki-laki dan saya dimarahi melakukan dan memakaiNya. So, ini bukan untuk kaum laki-laki, adalah bagi Kaum Wanita-Wanita penghuni Surga, Insya Allah.
Akan tetapi, Bagi saya dan kaum laki-laki bisa menyampaikan ini dan mendapat informasi dibagi kepada kaum Hawa.

Mari berbagi ^^

****

Hijab. Begitu populernya kata-kata hijab.
Begitu sedemikian Fenomenalnya kata Hijab.
Maka, Apa itu Hijab?
Hijab adalah penutup. Hijab adalah pelindung, bukan penghias dan bukan penghias.
Begitu mulianya Islam terhadap kaum Hawa. Islam menyuruh/memerintahkan wanita menjaga dirinya.
Begitu mulianya Islam terhadap kaum Hawa. Sampai-sampai cara berpakaiannya saja di atur.
Begitu mulianya Islam terhadap kaum Hawa, sampai-sampai dibuatkan satu surah khusus, Surah Annisa.
Berhijab itu bukan pilihan, tetapi sungguh perintah / kewajiban.

Bagi anda, kaum hawa, yg belum berhijab, mengapa?
Jangan-jangan takut tidak dipuji lagi oleh teman? pasangan hidup atau pasangan sesaat? takut tidak populer lagi?
"Cantik sekali kamu memakai baju gitu".
"Cantik sekali kamu berpenampilan rambut begitu". Banyak lagi pujian-pujian manusia. mendapat pujian sungguh memang asik. itu baik dimata manusia. dan, bagaimana dimataNya yang menciptakan langit dan bumi beserta isi-isinya?
Ah, sunggu kasihan kita, jika paradigma itu yang menjadi bawah sadar kita.

Dan, yang sudah berhijab, Alhamdulillah. Alhamdulillah, banyak-banyak bersyukur dikarenakan kita menjadi salah satu dari wanita muslimah yang tergerak hati dan akalnya menggunakan Hijab.
Dan, satu lagi yang harus anda yang berhijab untuk menjadi bekal, apa itu? Belajar. Belajar bagaimana menggunakan Hijab yang di aturNya.
Hijab, hijab dan Hijab.
Hijab adalah Gabungan dari Kerudung dan Jilbab.
Kerudung itu yang menutupi kepala hingga dada.
Jilbab itu Pakaian dari atas badan sampaidengan bawah, ujung kaki, dibawah mata kaki. Hijab adalah pakaian longgar, tidak ketat dan tidak transparan.
Hijab = Kerudung + Jilbab.

Hijab bukan penghias, adalah penutup.
Hijab bukan penghias, adalah Pelindung.
Semakin kamu menghiasi, maka semakin terkikisnya hakikat Hijab sesungguhnya.
Hijab adalah kesederhanaan.

KHUSYU

Suatu Siang, sepulang dari kampus, saya mendatangi kos teman saya. Dalam waktu 10 menit saya sudah tiba di kosnya, tepat didepan pintu kamarnya.
Pada saat saya ingin mengetok pintu kamarnya, saya mendengar alunan musik pop dari balik pintu, dan itu adalah lagu favorit saya.
"Sepertinya dia lagi santai atau lagi main game, Pikir ku.
Saya seketika menarik kembali tangan, tidak mengetok, tetapi langsung membuka pintunya. Pintu terbuka seirama dengan saya mengkrutkan dahi. Alaunan Musik itu masih asik terdengar. Tanda tanya pun berputar-putar dikepala saya, saat saya melihat teman saya sedang Ruku' dalam sholatnya.
Saya pun meraih HP yang memutar lagu favoritku itu dan mematikannya. Saya pun terpekur duduk bersila menunggu teman saya selesai sholat.
"Eh, kamu sholat tapi kok putar lagu?" tanya ku setelah ia sholat.
"Saya hanya ingin melatih kekhusyukan sholat". Jawabnya sambil melipat sarung yang ia kenakan waktu sholat.
Tanda tanya pun semakin berputar-putar dibenak. Membuat saya menggaruk kepala dan menghembuskan nafas panjang.

Menurut saya, Berbicara tentang Khusyu.
Tidak perlu memutar musik, mencari atau membuat suatu keadaan yang berisik lalu kita menghadapNya.

"Khusyu itu kalau kita yakin dengan kebaikan Allah, dan akan menghadap Allah, cukuplah itu sebuah keadaan Khusyu".

#Respon yaaa ^^

Paradigma Berbeda


Tidak sedikit paradigma mereka-mereka maupun orang muslim itu sendiri temasuk diantaranya yang menyindir sendiri siapa yang dia sindir.
Dulu, Rasul dan para sahabat menegakkan Islam mereka banyak mendapat sindiran yang tak jelas dari orang Nasrani maupun orang Yahudi, toh karena ia sangat keras kepala dan tak mengenal Islam.

Tetapi, sungguh sangat lucu melihat kondisi yang terjadi saat ini. Dimana mereka yang memeluk islam mala dia juga yang menyindir saudara seagamanya.
Melihat ketika ada lelaki atau anak muda yang berjenggot hanya untuk menegakkan sunnah Rosul tentang rambut yang tumbuh di dagunya. tetapi apa kata-kata yang terlintas takkala ia melihatnya dan mengatakan "kamu berjenggot mirip kambing". "Tua amat sih kamu, masih muda mala rawat jenggot". dan banyak sebagainya. sungguh kasihan paradigma itu.

Dari Nafi’ dan Ibnu Umar radliyallahu ‘anhuma berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Bedakanlah kalian dengan orang-orang musyrik, yaitu banyakkanlah jenggotmu dan pangkaslah kumismu.”

Aduhai, mala lebih parahnya lagi, bagi kaum wanita, dimana sudah menjadi kewajiban bahwa tubuhnya itu mesti ditutup, dilindungi. Bukan untuk dipamerkan, bukan untuk menarik perhatian seribu pasang mata manusia, bukan untuk mencari kepopuleran semata.
Begitu mulianya Islam dalam urusan wanita. Wanita sungguh diwajibkan untuk menutup seluruh tubuhnya kecuali yang selalu nampak, Wajah dan telapak tangan.
Wanita sungguh diharuskan berhijab, hijab itu bukan pilihan tetapi kewajiban.

Tetapi apa yang kita lihat dizaman yang katanya modern ini ? zaman modern ini ketika wanita ingin mengikuti zaman yang katanya modern ini dia beranggapan bahwa mesti pakaian diatas lebih diturunkan, pakaian bawah lebih dinaikkan, maka apa jadinya ? terbuka lah dia. Kalau begitu maka yang lebih modern adalah Hewan karna dari dulu sampe sekarang hewan tak berpakaian.
Sungguh, mereka berpakaian tetapi seperti tidak memakai pakaian. Aurat dipamerkan di sana sini.
Zaman yang katanya modern ini, ketika melihat ada seorang muslimah begitu kukuhnya menegakkan islam dalam bentuk ia berhijab, e' tau-tau mala di olok-olok dengan berbagai macam seribu syair kesiangan "Kedok mu doang yang alim tapi dalamnya parah". mending hatinya dulu yang diperbaiki baru deh raganya" kalau jiwa dan hati ini ditunggu baik maka itu tidak akan, maksud saya, bukankah manusia itu tidak luput dari kesalahan? tempat keluh kesah? kalau itu mau ditunggu sampai kapan, ah? dan banyak sebagainya". Maka dari itu mulailah merubah paradigma itu.

Mala lebih parahnya lagi, Muslim dan muslimah yang ketika mereka menegakkan Islam dengan menumbuhkan jenggot dan kaum hawa berhijab sebagaimana mestinya dalam islam, e' mala di olok-olok dengan ejekan Tetoris.
Aduuh.... Sungguh kasihan paradigma tersebut. Mari Berbeda, tegakkan Islam.

Terpaksa - Terbiasa - Keperluan


Disuatu hari itu, ditemui seorang ibuk yang bernama Ibuk Lastri sedang menasehati anaknya yang bernama Novi dikala terdengar suara Adzan dari menara mesjid yang mencula kelangit nan biru.
"Pergi sholat dulu, Nak. ntar lanjut menulisnya". Tengok Ibuk Lastri dari balik pintu kamar anaknya.
"Iya, Buk. Ntar saya pergi juga kalau mood nya datang". Balas Novi dari duduknya yang hanya memandang layar komputer.

"Sholat palingan cuman 5 sampai 10 menit. Uda itu kamu bebas lanjut lagi nulisnya". Ibuk Lastri masih bernaung dipintu.

"Hmmm, Ibuk". Novi bepaling dari layar komputer. Kini bersandar rapat dibangku duduknya. "Yang beginian mesti tak boleh dipaksa, Buk. Mesti dari hati, nanti juga saya tergerak sendiri". Lanjut Novi.

Beberapa detik kemudian, Ibuk Lastri beranjak dari pintu. Mendatangi anaknya dan mengelus lembut kepala anaknya serupa dengan menggendong anaknya, novi, sewaktu bayi sambil menyanyikan lagu cicak didinding, walaupun saat itu tak ada cicak yang berkeliaran didindingnya.

"Nak, Sholat dan kebaikan yang lainnya memang awalnya susah dilaksanakan. Tapi apa daya? dimana ada manusia disitu ada setan yang menggoda kita. Maka dari itu nak, kita mesti memaksakan diri untuk melakukan kebaikan itu. Harus dipaksa awalnya, setelah terus-menerus dipaksa tidak lama dari itu kita akan menjadi Terbiasa melakukannya. Sehingga tidak menjadi paksaan lagi bagi kita".

Lanjut Ibuk Lastri. "Kemudian kebiasaan itu kita lakukan tanpa jeda, maka sadar atau tidak sadar sholat atau kebaikan yang lainnya itu kita akan merasa membutuhkan. Dengan kata lain, ada yang terasa ganjil jika kita tidak melaksanakannya walaupun sehari atau sekali saja. Maka, kita akan merasa butuh melaksanakannya. Pasti itu, Nak". Jelas ibuk Lastri yang mengelus-elus rambut anaknya.
Lembut dan Kasih yang begitu tulus menyertai Lisan daripada Ibuknya Novi.

Seketika Novi beranjak dari duduknya dan meraih Sejadah juga mukena dan sarung yang berada di atas mejanya. Sebelum Novi keluar dari pintu menuju ruang keluarga tempat sholat, ibuk Lastri menghalangnya.

"Uuh, Anak satu ini. Mau kemana?" Tanya Ibuk lastri.

Novi hanya diam terpaku. Membuat novi bertanya-tanya dalam pikirannya. Bukannya Ibuknya sendiri yang menyuruhnya lekas sholat? Bagaimana sih ini Ibuk !! Pikir Novi.

"Sarung yang kamu pegang itu kan, sarung yang kemarin kamu pakai untuk mengeringkan badan kucing kamu waktu jatuh di selokan dekat rumah". Ibuk lastri lekas lebih dulu keluar dari kamar novi sambil geleng-geleng kepala.

"Ibuk tunggu diruang tengah yaa, Nov". Sambil tertawa kecil ibuk Lastri menuju tempatnya solat seperti biasa.

Novi menepuk jidatnya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.




Selalu ada untuk yang di kehendaki-Nya


Remaja itu duduk menatap ratusan bunga yang setia menebar keindahannya setiap saat, setiap ada orang yang mampir di taman ini. Seperti yang dilakukan Faiz, anak lelaki yang berusia 18 tahun yang baru seminggu telah lulus dari seragam putih-abu abu.

Faiz menatap warna-warni bunga tapi kali ini ratusan bunga itu tidak mempu menarik perhatian senyum dari faiz. tak kala Faiz hadir ditaman ini bukan untuk mengisi rasa bahagianya melainkan ingin menyendiri. Memikirkan dan mensyukuri bahwa betapa kerja kerasnya orang tua yang tiap hari banting tulang, peras keringat, berjalan di dinginnya malam, hanya untuk membiayai faiz sekolah dan menafkahi tiga adik faiz yang masih berusia dua, tiga dan lima tahun.

Kehadiran faiz juga kali ini, ia ingin bermunajat kepada Pencipta langit dan bumi beserta isinya tentang apakah dia mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi? sedangkan dia terkadang bukan matanya yang menangis tapi hatinya yang menangis ketika melihat ayahnya pulang larut malam dengan wajah letih penuh debu dan ibuknya yang mundar mandir dari rumah ke rumah-rumah tetangga untuk mencuci pakaian. Tidak tega dan merasa bersalahlah faiz. Bukan matanya yang merah tapi hatinya yang perih.

Siang ini angin sopoi-sopoi menyambar ratusan bunga itu. Ratusan bunga itu menari-nari dengan irama angin seakan mengajak faiz ikut menari, melupakan sejenak pikiran yang memenuhi benaknya.

Faiz teringat perkataan ibuknya "Kau harus bisa sekolah tinggi-tinggi, nak. Cukup ibuk dan ayahmu saja yang hanya sampai SMP". Dan perkataan itu faiz pegang sungguh-sunggu. Dapat dilihat dari nilai dan prestasi yang dia raih. Hampir tiap tahun Faiz mendapat prestasi siswa terbaik. Tetapi disisi lain ia tidak tega melihat orang tuanya lebih bekerja keras untuk membiayai sekolahnya nanti yang kian mahal. Sekolah tidaklah mudah baginya, semakin meninggi semakin mahal pula.

Matanya kini mulai berkaca-kaca. Hembusan nafasnya lebih lepas terhembus. Matahari mulai naik tepat diatas garis kepala. Banyangannya tidak terlihat disis kiri, kanan, belakang dan depan melainkan banyangannya kini sejajar dengan tubuhnya. Menandakan pukul 12 siang. Suara dari menara mesjid dekat taman berseruh mengajak Umat islam untuk melaksanakan kewajibannya.

Faiz beranjak dari duduknya, berpamitan dengan ratusan bunga yang masih dan akan tetap menebar pesonanya. Ia menuju mesjid yang terdekat dari taman.

Saat di sujud terakhir dalam sholatnya ia bermunajat agar diberi jalan yang terbaik. Diberikan petunjuk sebagaimana orang-orang sebelumnya.
Tak kala saat salamnya, balik ke kiri, matanya menangkap Lelaki tua yang tak asing baginya. Lelaki yang memberikan pidato selamat atas kelulusan semua siswa di SMAnya kemarin. Lelaki, bapak kepala sekolah.

Seusai sholat mereka, Faiz dan Kepala sekolah, duduk kembali ditaman dan menemui kembali ratusan bunga yang selalu menebar pesonanya.

"Rencananya mau lanjut kuliah dimana atau kau mau langsung kerja, Faiz?". Kepala sekolah mengajaknya membicarakan sesuatu yang tak ingin faiz jawab.

"E' anu pak, saya juga belum pikir, Pak". Faiz hanya menatap datar kakinya yang ia ayun-ayunkan.

"Kok, belum dipikir?" Kepala sekolah menatapnya. Faiz hanya diam dan tetap menatap kakinya.

"Oiya, Faiz, kemarin baru tiba surat dari Universitas yang setiap tahun mengambil siswa terbaik dari lulusan sekolah kita".kepala sekolah membuat faiz berhenti mengayunkan kakinya dan menatap kepala sekolah.

"Katanya tahun ini universitas itu menerima siswa lulusan terbaik lagi, kalau siswa yang terbaik itu mau sih.Tapi universitas itu mau secepatnya dikabarin supaya nama siswa itu bisa di ikut sertakan dalam beasiswanya". Lanjut kepala sekolahnya.

"Dan saya ingin tanya dan mendengar jawaban langsung dari siswa terbaik itu mau atau tidak menerima tawaran itu. Apakah kau mau, Faiz?" Tanya kepala sekolah kepada siswa lulusan terbaik disekolah yang ia pimpin.

Kini, ratusan bunga itu berhasil menarik perhatian remaja berusia 18 tahun itu yang baru saja lulus SMA dan akan melanjutkan pendidikannya dengan deretan beasiswa.

Kini, matanya tidak lagi berkaca-kaca melainkan menumpahkan air mata.
Kini, Hatinya tidak terasa perih lagi melainkan menjelma menjadi teriakan kemenangan.


Jangan Salahkan ketika anda (khusunya yang uda punya anak) ketika anak kecil atau anak kecil anda melakukan ulah yang konyol.

Suatu ketika dibandara Haluoleo, ditemukan anak kecil yang loncat-loncat girang dan satu dua kali anak kecil itu berguling dilantai ruang tunggu bandara, anak kecil itu berusia tiga tahun, sebut saja namanya Lastri. Lastri masih riang mundar-mandir, jungkir balik, loncat, guling dilantai hingga membuat Ibuknya jengkel seolah-olah kepalanya memerah dan mengeluarkan asap, saking jengkelnya, sebut saja Ibuknya bernama Aisyah. Ia akan menuju ke Makassar.

Lima menit kemudian Ibuk Aisyah beranjak dari duduknya dan meletakkan buku berjudul How to Master Your HABITS karya pemikiran Felix Y. Siauw yang dia baca selama menunggu. Dengan tangan yang siap meluncurkan cubitan, ibuknya menghampiri anaknya Lastri dan sekejap cubitan Ibuk Aisyah sudah menempel ditubuh Lastri.

"Aaaaaaaaaaahgr..... " Dengan sekejap pula mulut Lastri mengeluarkan nada yang tak bisa dibaca oleh not angka nada, saking tingginya.

Tak sedikit perhatian orang-orang tertuju ke arah ibuk Aisyah yang masih mencubit lastri dan tumpah lah air mata lastri ikut pula ingus menjulur dari hidungnya bak ingus Sinchan yang keluar ketika bengong (pernahkan nonton Crayon Sinchan).

Selepas beberapa menit usai peristiwa cubit dan teriakan dahsyat itu membuat seorang gadis remaja, sebut saja namanya Novi, tertata menghampiri Ibuk Aisyah yang kembali duduk ditempatnya semula dengan merangkup anaknya, lastri, ikut duduk tenang disampingnya.

"Permisi Buk, maaf sebelumnya mengganggu". Novi ikut duduk disamping Ibuk Aisyah.

"Iya, ndak apa apa. Kenapa, Dek?". Tanya Ibuk lastri.

"Kasihan anaknya dicubit sampai segitunya, Buk". Dengan penuh hati-hati Novi berucap.
Ibuk Aisyah hanya menatap aneh Novi. Siapa pula gadis antah beranta ini, pikir ibuk Aisyah.

"Maaf, sebelumnya kalau lancang, Buk. Ini untuk kebaikan seorang anak dalam proses pertumbuhannya". Sopan dan tutur santun novi ucapkan.

"Anak kecil tidak harus dimarahi apa lagi dipukul ketika ia berulah, Buk. Karena anak kecil itu belum bisa berpikir, memikirkan mana yang tidak boleh dilakukan". Lanjut Gadis remaja itu.

"Karena anak manusia punya akal untuk berpikir ketika ia sudah baligh. Jadi anak kecil yang belum baligh jangan dimarahi apalagi sampai dipukul, Buk. Karena bisa merusak pertumbuhan tingkah laku, pemikiran dan mental anak itu. Itulah anak kecil harus di didik dengan perlu dan penuh perhatian jua kasih". Novi mengakiri.
Ibuk Aisyah menelan ludahnya. Suara panggilan pesawat ke Bandara Sultan Hasanuddin makassar membela suasana ruang tunggu.